Influence ID – Influencer Performance Platform Pertama di Indonesia

4 Jenis Buzzer Social Media. Kamu mau Jadi yang Mana?

15 August 2022

Hey, like this? Why not share it with a buddy?

Penggunaan buzzer dalam social media marketing bisa banget dengan mudah kita temui. Hampir setiap platform media sosial semuanya ada. Buzzer sendiri memang punya peran penting dalam kegiatan promosi. Gak heran jasanya sampai sekarang memang selalu dipakai. 

Tertarik jadi buzzer? Baca artikel ini dulu, ya.

Baca juga: Tertarik Manfaatkan Buzzer Marketing? Intip Cara Ampuhnya


Kenapa Harus Jadi Buzzer?

Di bagian ini kita bakal ngebahas alasan-alasan apa aja sih yang ngebuat kamu harus jadi buzzer social media. 

1. Dibutuhkan brand

Kita semua tau, pemasaran di media sosial hampir dimanfaatkan oleh semua orang, tanpa terlepas dari jenis jasa atau produk yang mereka tawarkan. Mau brand kecil hingga besar, semua butuh jasa dari buzzer ini. 

Penggunaan buzzer bagi brand tentu membantu kegiatan pemasaran maupun promosi mereka. Ini memang dilihat dari salah satu tugas seorang buzzer memang membuat orang untuk membicarakan suatu topik atau brand. 

Brand kecantikan adalah salah satu brand yang bisa kita mudah temui yang ngegunain jasa ini. Terlebih jika mereka mau mengeluarkan produk baru. Mulai dari ngomongin isu-isu kandungan produk, masalah kulit, honest review, hingga product recommendation ada beberapa cara yang mereka angkat untuk membuat brand tersebut berhasil diomongin banyak orang. 

2. Pekerjaan yang mudah dilakukan di era digital

Era digital secara gak langsung menghasilkan beberapa pekerjaan-pekerjaan baru yang tentu dibutuhkan karena perkembangannya. Profesi buzzer ini bisa dibilang pekerjaan yang mudah untuk kamu lakukan. Terlebih skill set yang memang dibutuhin untuk jadi buzzer bisa kamu pelajari secara otodidak. Menariknya lagi pekerjaan ini tentu gak ngeharusin kamu untuk kerja langsung ke kantor atau bekerja 9 to 5 dalam seharinya!

3. Bisa jadi side job

Yaps, karena pekerjaan ini bisa dilakukan dari mana aja dan kapan aja makanya bisa kamu jadiin side job yang menambah pemasukan kamu. Beberapa sumber ngeberitain, seorang buzzer bisa mengantongi cuan mulai dari Rp 1 juta hingga puluhan juta rupiah, lho! Tapi ini tergantung dari jenis jasa atau produk, seberapa besar engagement rate social media yang kamu miliki,  platform social media yang dipakai, hingga berapa lama kontrak kerja sama-nya, yaa. 

Kemampuan Storytelling Itu Penting Gak sih?

Meskipun pekerjaan ini mudah dilakukan di era yang serba digital seperti sekarang, tapi itu tidak bisa kamu telan bulat-bulat ya! Sejatinya seorang buzzer social media memang harus memiliki skill set yang dikuasai. Salah satunya ialah kemampuan bercerita dengan baik.

Kenapa begitu ya? 

Pertama, netizen jaman now bisa dibilang akan lebih suka jika mereka dimengerti oleh para brand. Cara yang bisa digunakan brand untuk mengambil hati mereka adalah dengan menyisipkan cerita yang melibatkan perasaan di setiap kontennya. Dengan begitu, mereka secara gak langsung akan setuju dengan topik yang diangkat dalam konten. Ini juga sebagai salah satu faktor yang ngebuat mereka bakalan menyadari kehadiran produk atau bahkan membeli produk. Salah satu influencer yang punya kemampuan story telling dan terbukti disukai oleh pengikut hingga audiens lain adalah Natasha Surya. 

Kedua, konten yang “jualan banget” sudah mulai tidak disukai oleh audiens. 3 detik pertama di TikTok atau tweet pertama di Twitter yang seperti itu punya kemungkinan di-skip lebih besar. Makanya seorang buzzer harus punya kemampuan storytelling yang baik supaya ia bisa menyisipkan pesan promosi secara smooth  yang gak terkesan hard sell

Tentu kemampuan storytelling yang baik ini juga akan dibarengi dengan kemampuan copywriting yang baik. Kamu bisa belajar menulis dengan baik dan membuatnya menjadi cerita yang enak dibaca.

4 Jenis Buzzer Social Media

Buzzer social media bertugas memberi tahu, menyebarluaskan, atau mengangkat sebuah topik tertentu maupun produk tertentu. Kini, kehadirannya sendiri bisa kita temui di hampir tiap platform media sosial. Ini dia jenis-jenisnya:

1. Twitter

Istilah buzzer emang lebih gampang kita temui di platform media sosial satu ini. Nah, tugas seorang buzzer twitter adalah mengangkat topik yang “ditugaskan”, menaikkan hashtag dari campaign marketing yang sedang dilakukan, hingga membuat topik bisa menjadi topic trending di Twitter. 

Kalau kamu tertarik mencoba profesi ini tapi khusus pada platform Twitter, tentu kamu harus memiliki kemampuan copywriting yang baik. Karena kamu harus bisa menyampaikan pesan ke dalam kurang dari 300 karakter. 

Baca juga: 3 Tugas Buzzer Twitter dalam Marketing Campaign

2. Instagram

Menjadi buzzer instagram tentu juga harus memiliki kriteria yang dikuasai. Setidaknya, kamu harus memiliki followers yang cukup banyak. Memang gak ada “pakem” yang ditentukan untuk seorang buzzer Instagram. Jika melihatnya sama dengan influencer, setidaknya kamu harus memiliki 1000 pengikut agar bisa masuk ke dalam kategori nano influencer. 

Spesifiknya lagi, seorang buzzer Instagram gak hanya harus bisa copywriting. Kamu tentu harus memiliki kemampuan menghasilkan foto atau video yang estetik dan menarik. Ini dikarenakan memang basis dari platform Instagram ialah foto dan video. 

Selain itu, kamu juga harus rajin-rajin melakukan interaksi dengan audiensmu. Karena ini akan berimbas dengan engagement rate dari profil akunmu. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, engagement rate dari seorang buzzer secara gak langsung mempengaruhi harganya, kan?

3. Facebook 

Platform media sosial ini juga gak bisa dilepas dari kuatnya kehadiran buzzer dalam salah satu marketing campaign. Seorang buzzer Facebook setidaknya harus memiliki satu topik yang memang dikuasai untuk menjadikan profesi ini dapat lebih dipercaya.

Selebihnya seorang buzzer dalam facebook pun memiliki kriteria yang hampir sama dengan instagram, yakni kemampuan copywriting hingga mengemas konten foto atau video yang baik. 

4. TikTok

Walaupun platform media sosial ini terbilang baru, tapi buzzer TikTok pun juga sudah banyak, lho, dan tentunya gak semudah yang dibayangkan. Audiens TikTok yang notabene mencari hiburan di platform tersebut, membuat kamu harus menghadirkan konten yang fresh  dan kadang harus out of the box. Oh iya, konten yang terkesan jualan banget juga gak disukai. 

Yang lebih pentingnya lagi, jika kamu ingin menjadi seorang buzzer TikTok sebaiknya kamu harus membangun persona tertentu yang akan kamu pakai dalam jangka panjang. Karena ini juga bergantung pada algoritma TikTok itu sendiri dalam memunculkan konten milikmu kepada home atau for your page seseorang.


Pada akhirnya menjadi buzzer social media gak segampang itu lho! Sentimen negatif yang pernah tercipta membuat kamu harus memiliki skill set yang menunjang profesi ini.

Mulai Kolaborasi dengan Influence ID

Kamu sudah punya kriteria di atas tapi masih bingung mulai dari mana? Kamu bisa lho memulai profesi ini bareng Influence ID dengan mendaftarkan diri sebagai Influencer. Unduh aplikasi Influence ID di Play Store atau App Store dan mulai kumpulkan cuan mu lewat kesempatan besar kerja sama dengan berbagai brand bersama Influence ID!